Rahasia temanku

Posting Komentar


Rahasia temanku

Aku mematikan laptopku karena aku tidak bisa konsentrasi mengerjakan tugas yang dosen berikan kepadaku.Aku teringat pada ucapan Mona dan Fida yang mengatakan si Guntur sepertinya suka padaku.Coba kau fikir baik-baik Sierra,mana mungkin dia mau mengantarkanmu setiap hari pulang kerumah kalau tidak ada maunya,kami saja mengerti masa kau tidak,begitu ucap mereka.Guntur adalah temanku semenjak SMA dan sekarang kami satu kampus walau beda fakultas.Guntur yang cerdas memilih Fakultas Hukum dan aku Fakultas Ekonomi.Apa iya dia suka padaku?Kalau dia suka kenapa dia tidak mengatakan apapun?Apa dia malu karena kami sudah lama berteman?Entahlah aku jadi bingung.

Tiba- tiba teleponku berdering, aku terkejut ternyata yang meneleponku adalah Guntur.Kok bisa pas sekali ya?Saat aku memikirkannya dia meneleponku.Apakah ini yang namanya cinta?hahaha..Aku menjawab telepon Guntur dan bertanya ada apa.Dia bilang mau main kerumah ku sehabis Magrib nanti.Aku menjawab ya silahkan saja.Lumayan khan ini malam Minggu dan juga tidak ada yang aku tunggu fikirku.Tapi tunggu dulu,kenapa Guntur mau datang malam minggu?Apa dia tidak puas memandangku dari Senin sampai Jum’at?.Aku semakin penasaran nih.

Silvia masuk ke kamarku dan bertanya mau kemana aku malam ini?Tidak kemana-mana,Guntur mau datang  jawabku.Dia mengatakan dia juga akan dirumah saja karena  tidak ada acara dan tidak ada yang mengajaknya pergi.Silvia adalah sepupuku yang tinggal bersama keluarga kami karena orang tuanya harus pindah dinas ke pulau terpencil.Ini malam Minggu pertama dia tidak ada janji selama 3 tahun terakhir.Biasanya dia selalu keluar dengan pacarnya Farid tapi entah kenapa mereka tiba-tiba putus minggu lalu.Aku mulai mengganggu Silvia dan mengatakan padanya Farid mana,kok tidak datang?Silvia pun tersenyum sinis tanda kesal dan segera keluar dari kamarku.Hari sudah mau magrib,lebih baik aku mandi dan segera berdanan siapa tahu Guntur akan mengajak ku ke suatu tempat.

Setelah aku selesai membaca Al qur'an ba'da sholat Magrib ibu masuk ke kamar dan mengatakan Guntur sudah datang.Aku yang saat itu menggunakan baju kaos pink dan celana jeans berwarna hitam pun menghampirinya.Ternyata Guntur tidak datang sendiri,dia datang bersama Gandi.Gandi adalah saudara tiri  Guntur dan mereka sebaya.Rumah  mereka yang berdekatan membuat ibu Guntur yang seorang janda dan Ayah Gandi yang seorang duda terlibat cinta lokasi dan akhirnya menikah.Guntur lalu mengajak aku pergi ke rumah Abi karena dia baru pulang dari luar kota.Aku,Guntur,Gandi dan Abi adalah teman waktu SMA dan dulu kami sangat dekat.Aku mengatakan akan ikut karena aku juga merindukan Abi,ya hitung-hitung reuni lah.Aku mengajak Silvia untuk ikut saat kulihat dia sedang menonton TV,tapi dia menolak dengan alasan tidak enak badan.Tidak enak badan atau tidak enak hati karena baru putus,aku berkata dalam hati.Setelah meminta izin kepada orang tuaku,kami bertiga pun pergi.

Sebelum menaiki mobil Guntur menyuruhku untuk duduk di depan bersamanya.Aku pun menganggukkan kepala yang berarti setuju dan Guntur tersenyum kepadaku mendengar hal itu.Setelah menutup pintu pagar rumah ku,Gandi  masuk ke mobil dan duduk di bangku belakang.Mobil melaju kencang sampai di depan restoran cepat saji aku minta Guntur masuk sebentar ke halamannya.Aku ingin membeli Fried chicken untuk kami bawa sebagai buah tangan kerumah Abi.Gandi bilang itu ide yang bagus karena dulu sewaktu SMA kami juga sering makan Fried chicken tapi yang harga 5000 an.Kami bertiga lalu tertawa mengenang hal itu.Namanya juga anak SMA ya jajannya juga tidak seberapa dan hanya bisa beli yang bajakan jawabku.Setelah mendapatkan layanan Drive Thru kami pun bergegas ke rumah Abi.Di radio terdengar merdu suara seorang vokalis yang menyanyikan lagu berjudul Andai,yang merupakan lagu kesukaan ku waktu SMA dulu.Aku ingat sewaktu lagu ini viral aku sedang suka seseorang yaitu Gandi.Gandi yang sama dengan orang yang sedang duduk di bangku belakang mobil ini.Gandi dulu adalah idola teman-teman perempuan sekelasku karena memiliki tubuh yang tinggi dan berhidung mancung.Selain itu Gandi yang memilki sifat pendiam ini juga sangat jago main basket yang membuat cewek-cewek selalu salah tingkah kalau melihatnya.Aku juga awalnya sering salah tingkah bila melihat Gandi,tapi lama –lama karena Gandi sangat sering bermain bersama Abi dan Guntur yang merupakan teman sekelasku kami akhirnya menjadi teman akrab dan perasaan suka ku padanya lama-lama hilang.

Setelah melakukan perjalanan selama 45 menit akhirnya kami sampai dirumah Abi.Guntur mengetuk pintu dan Abi pun keluar dari dalam rumah.Abi terkejut melihat kami bertiga datang kerumahnya.Ternyata Guntur tidak bilang padanya bahwa kami akan datang.Guntur pun mengatakan bahwa dia ingin membuat kejutan kepada Abi.Abi yang mendengar hal itu terlihat sangat senang dan merangkul Guntur serta Gandi secara bersamaan.Abi mempersilahkan kami masuk kedalam rumah dan terlihat Ibu dan ayahnya sedang duduk di meja makan.Ternyata mereka sekeluarga akan makan malam.Ibu Abi pun segera mempersilahkan kami untuk bergabung.Kami bertiga segera duduk dan aku memberikan fried chicken yang telah kami bawa untuk tambahan lauk.Begitu dipidahkan ke piring Abi dengan spontan mengambil satu ayam dan langsung menyantapnya dengan lahap.

Ibu dan ayah Abi merupakan orang tua yang gaul dan modern.Mereka menanyai kami satu persatu tentang kehidupan setelah tamat SMA.Guntur menjawab bahwa dia masuk ke Fakultas hukum dan sangat ingin jadi pengacara.Selanjutnya Gandi menjawab dia sedang kuliah di Fakultas kedokteran gigi karena ingin menjadi seorang dokter gigi.Lalu ayah Abi bertanya bagaimana denganku?.Cita –cita ku jadi apa tanyanya.Aku hanya menjawab ikutin air yang mengalir saja om karena aku tidak punya cita-cita.Mendengar hal itu mereka semua pun tertawa.Sebenarnya aku sedikit merasa malu,khususnya pada Guntur.Tapi mau dibilang apa lagi,sebagai seorang mahasiswa Fakultas Ekonomi aku bisa jadi apa saja jadi buat apa aku hanya membidik suatu pekerjaan.

Sambung di part II

 

Baca juga : Rahasia temanku II


Lia saidil
Ibu Rumah Tangga dengan banyak cita -cita

Related Posts

Posting Komentar